This World

Selasa, 01 Februari 2011

" DAKWAH "

الدعاية

MAKNA DAN CARA DAKWAH

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis aqidah, syari’at, dan akhlak Islam.
Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “Ilmu” dan kata “Islam”, sehingga menjadi “Ilmu dakwah” dan Ilmu Islam” atau ad-dakwah al-Islamiyah.
Orang yang menyampaikan dakwah disebut “Da’i”. Sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut “Mad’u”. Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah “Da’i”.

Tujuan Utama Dakwah
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Nabi Muhamad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan, dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kista dari Persia, dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

Jenis-Jenis Dakwah
dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing jurudakwah. Yang pasti, setiap Muslim wajib melaksanakannya karena seorang Muslim berkewajiban menyebarkan kebenaran Islam kepada orang lain.

1. Dakwah Fardiah — Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).

2. Dakwah Ammah — Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.

3. Dakwah bil-Lisan — Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah, seperti khutbah Jum’at atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

4. Dakwah bil-Haal — Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad’ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da’i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

5. Dakwah bit-Tadwin — Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.

6. Dakwah bil Hikmah — Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif atau bijak, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Dalam kitab Al-Hikmah Fi Al Dakwah Ilallah Ta’ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian Al-Hikmah. Menurut bahasa, Al-Hikmah artinya adil, ilmu, sabar, kenabian, dan Al-Qur’an; memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan; ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama; obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal; serta pengetahuan atau ma’rifat.

Menurut istilah syar’i, Al-Hikmah artinya valid (sah) dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara’ dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan menjawab dengan tegas dan tepat.

10 PILAR DAKWAH

1. Al Fahmu
Ilmu adalah pilar awal kokohnya suatu dakwah. Menurut Hasan Al Banna, fahm disini yang dimaksud adalah keyakinan akan fikrah ( pandangan ) kami adalah fikrah islamiyah yang solid dan tangguh, serta memahami Islam dalam 20 kerangka landasan ( al ushuulal'isyruun )

dalam akhir surat 20 : 114 "..dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

Fungsi ilmu tidak hanya untuk koleksi semata, melainkan fungsi utamanya adalah sebagai pendukung suatu amal.Dan ilmu sangat dekat hubungannya dengan kemuliaan, dan terhinanya ilmu jika ilmu itu menimbulkan sifat sombong,dan dipergunakan untuk debat ( jiddal ) dan kebanggaan(muhabah).

2.Al Ikhlas

Ikhlas adalah segala ucapan, perbuatan dan seorang muslim yang semata - mata hanya ditujukan kepada Allah SWT dan untuk mencapai Ridho Allah semata.
Menurut Hasan AL Banna, orang ikhlas adalah seorang jundi atau prajurit intelek dan aqidah.

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. ( QS 6 : 182 )

Inilah bentuk implementasi dari " Allah Tujuan Kami "

3.Al Amal

Dan Katakanlah: "Beramalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amalmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu amalkan ( QS 9 : 105 )

Menurut Hasan AL Banna, urutan amal itu adalah :
- Mengoreksi dan memperbaiki diri
- Membentuk dan membina keluarga islam
- Memberi petunjuk dan membina masyarakat dengan dakwah
- Membebaskan tanah air dari penguasa asing
- Memperbaiki pemerintahan
- Mengembalikan kepemimpinan dunia kepada umat islam
- Menjadi soko guru dunia dengan menyebarkan dakwah islamiyah ke seluruh penjuru dunia

Selain itu kitapun harus mampu menghilangkan penyakit - penyakit dalam amal, seperti riya ( beramal untuk dilihat ), ujub ( kagum ) sum'ah ( populer/didengar ) dan mann ( membangkit - bangkitkan pemberian )

4. Al Jihad

"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong" ( QS 22 : 78 )

Jihad terendah adalah pengingkaran di dalam hati kita, dan jihad tertinggi adalah mengangkat senjata berperang di jalan Allah.
Peranan dakwah sangatlah penting dalan jihad ini, karena dakwah sebagai penghantar menuju gerbang jihad.

" Jihad Jalan Kami "

5. Al Tadhhiyah

Al Tadhhiyah ( pengorbanan ) yaitu pengorbanan baik itu jiwa, raga, harta dan waktu dan segala sesuatu demi mencapi suatu tujuan. Pengorbanan disini adalah pengorbanan dalam memperjuangan yang Haq.

Mahar suatu pengorbanan adalah kemuliaan. Inilah yang Allah janjikan bagi mereka yang dengan ikhlas mengorbankan apa yang dimilikinya untuk perjuangan di jalan Allah. Suatu perniagaan yang paling menguntungkan yang tidak akan ditemukan kerugian sedikitpun didalamnya.

Pengorbanan merupakan hal yang sulit, dimana untuk suatu pengorbanan dbutuhkan sikap ikhlas yang luar biasa. Inilah hal tersulit dalam berkorban, ketika harus bisa mengikhlaskan dan merelakan hal - hal yang kita senangi demi Allah semata.

6. At Tho'ah
At tho'ah yaitu melaksanakan sekaligus menjalankan perintah , baik dalam kelapangan ataupun kesempitan, dalam suka maupun duka ( Hasan Al Banna )

Taat ini disini adalah ketaatan kepada pemimpin karena Allah, dimana kita dituntut untuk tidak langsung menerima saja keputusan syura dan tidak begitu saja pula menolak putusan syura.

Seorang pendakwah haruslah mengetahui dimana ia memposisikan dirinya ketika berhadapan dengan suatu permasalahan, yang di satu sisi menuntut ketaatannya kepada pemimpin dan di pihak alin adalah menentang perintah tersebut.

Maka dari itu, ada yang disebut dengan itsar, yaitu mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingannya pribadi. Disinilah letak tolak ukur seorang pendakwah dimana ketika ia berada di antara pilihan untuk taat itu, ia bisa memilih apakah dengan menerima atau menolak perintah itu yang memiliki kadar manfaat terhadap banyak orang.

7. Ats Tsabat
Perjalanan dan perjuangan di jalan dakwah ini tentulah tidak hanya menguras tenaga, pikiran, harta bahkan waktu kita. Namun jika kita lihat lagi, bahwa sesungguhnya jalan dakwah bukanlah jalan yang mudah melainkan banyak rintangan dan cobaan di dalamnya.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya), ( QS. 33 : 23 )

Waktu bagi aktifis dakwah seharusnya dijadikan solusi, karena perjalan dakwah ini begitu panjang sehingga membutuhkan masa yang panjang pula.

8. At Tajjarud
At Tajjarud yaitu membersihkan fikroh dari dasar - dasar hidup. Seseorang yang telah mengikrarkan dan meneguhkan hainya di jalan jihad dan dakwah ini, kemudian terbesit di dalam pikirannya bahwa ia ingin untuk menarik nafas sekejap dan beristirah di jalan ini, maka kekecewaan dan penyesalanlah yang akan ia dapat.

Jalan ini pernuh dengan pengorbanan, karenanya sikap mujahadah ( bekerja keras ), qona'ah ( rasa penerimaan ) dan ridho menghadapi segala sesuatu yang terjadi. Sikap - sikap seperti inilah yang akan menciptakan suatu sikap tajjarud ( totalitas ).

Dakwah ini harus dilakukan dengan sepenuhnya hingga tercapailah tujuan dakwah ini, bukan sepotong atau setengah - setengah atau hanya meneruskan saja, melainkan harus kita selesaikan sendiri setiap permasalahan yang kita hadapi.

9. Al Ukhuwwah
Ukhuwwah yaitu penggabungan antara hati dan ruh dengan tali aqidah, sementara aqidah merupakan ikatan yang paling kuat dan mahal.Ukhuwwah itu saudara iman dan perpecahan itu saudara kufur. ( Hasan AL Banna )

Ukhuwwah ( persaudaraan ) merupakan modal kita dalam persatuan Islam. Selain itu, ukhuwwah pun merupakan implementasi dari sikap berjamaah kita di dalam Islam.
Semakin kuat ukhuwwah diantara kita, semakin kuat pula Islam didalamnya, begitupun sebaliknya.

Karena itu, untuk menjaga ukhuwwah ini, maka ada banayak cara yang dapat dilakukan, seperti menghindari perselisihan, bersikap sabar, saling menghormati pendapat satu sama lain, sehingga terciptanya rasa kasih sayang diantara kita.

10.Ats Tsiqoh
Kepercayaan dan kemantapan hati kepada pemimpin dalam kemampuannya dan keikhlasannya, yang akan menimbulakan sikap cinta, hormat dan taat kita kepada pemimpin.

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.( QS. 4 : 65 )


Contoh Dakwah Nabi

Menyampaikan dengan cara yang mudah difahami

Bersikap fleksibel tetapi tidak menurunkan wibawa dan tidak menurunkan martabat kebenaran

Tidak menghina sesembahan selain Allah (tidak menghina Tuhan Agama lain) orang yang didakwahi.

Menimbang/Menyesuaikan Kemampuan (daya tangkap) orang yang didakwahi

Menggunakan Bahasa Kaum yang didakwahi

Berbicara dengan kalimat yang padat makna (tidak bertele-tele)

Menyampaikan pesan dakwah yang menyentuh qalbu/hati/perasaan orang yang didakwai dengan berdakwah menunjukkan semangat yang tinggi sesuai tema pembicaraannya.


Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca,,,
wassalamualaikum. wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Pengikut

Entri Populer